Apa itu Gangguan Kepribadian Borderline?

Fakta Gangguan Kepribadian Borderline

Gangguan Kepribadian Borderline


Orang dengan Borderline Personality Disorder (BPD) atau Gangguan Kepribadian Borderline sangat takut ditinggalkan dan mengalami kesulitan dalam mengatur emosi. Hal ini berakibat pada perilaku yang tidak stabil dan impulsif, perubahan suasana hati yang parah, hubungan yang bergejolak, dan harga diri yang rendah.
Orang dengan Gangguan Kepribadian Borderline mencoba menghindari situasi ditinggalkan (atau) yang sebenarnya atau tidak. Hal ini bisa mengakibatkan perilaku destruktif, seperti usaha bunuh diri dan menyakiti diri sendiri. Meskipun sering terjadi perubahan suasana hati, impulsif, dan kemarahan adalah akibat dari kemungkinan pengabaian, hal itu dapat mendorong orang (pasangan, teman, keluarga) pergi. Hal ini bisa mengintensifkan mood swings, perilaku impulsif, dan kemarahan. Dengan kata lain: Orang BPD mungkin menemukan diri mereka dalam lingkaran setan dalam hal interaksi sosial, dan mungkin mengalami pola yang sama dalam berbagai pertemanan.
 

 
Untungnya, ada pengobatan yang efektif untuk orang-orang dengan Gangguan Kepribadian Borderline yang secara signifikan meningkatkan kehidupan dan kehidupan orang-orang di sekitar mereka. BPD sering disertai gangguan mental lainnya, seperti depresi, kecemasan, dan penyalahgunaan zat. Karena terapis gangguan mental lainnya terkadang gagal mendiagnosa BPD, penting bagi terapis untuk mengetahui apakah gangguan mental yang ada bersamaan dengan hasil BPD atau tidak. Hal ini dapat mempengaruhi rencana pengobatan.
 
 

Di Praktek Psikologi Barends kami menawarkan terapi online untuk Gangguan Kepribadian Borderline. Hubungi kami untuk menjadwalkan sesi online pertama yang gratis. (Tergantung pada asuransi kesehatan anda, perawatan mungkin akan diganti).

 
 
Langsung ke:

 
 

Apa saja gejala dan sifat Gangguan Kepribadian Borderline?

Gangguan Kepribadian Borderline adalah salah satu gangguan kepribadian yang paling umum dan juga yang paling diteliti. BPD mempengaruhi cara anda merasakan diri anda, berperilaku dalam situasi tertentu, dan bagaimana anda berhubungan dengan orang lain. Gejalanya mungkin mulai berkembang selama masa kanak-kanak akibat pelecehan atau pengabaian anak.

Inilah gejalanya:

  • Rasa takut akan ditinggalkan.
  • Hubungan intens yang tidak stabil: satu saat percaya seseorang itu luar biasa dan menakjubkan dan kemudian tiba-tiba percaya bahwa orang ini jahat, kejam, tidak ada gunanya dll.
  • Sering terjadi perubahan citra diri dan identitas diri, termasuk mengubah sasaran dan nilai, dan menganggap diri anda buruk atau tidak berharga.
  • Periode (berlangsung dari menit ke jam) paranoia disebabkan oleh stres.
  • Perilaku impulsif dan berisiko, seperti seks yang tidak aman, pesta makan, menghabiskan banyak uang dalam waktu singkat, menyabot kesuksesan dengan tiba-tiba berhenti bekerja atau mengakhiri hubungan baik.
  • Perubahan suasana hati yang ekstrem yang berlangsung berjam-jam sampai beberapa hari.
  • Mengancam dengan bunuh diri atau luka diri (sering) saat menghadapi kemungkinan penolakan.
  • Perasaan kekosongan terus berlanjut.
  • Kemarahan yang intens dan tidak tepat, sangat pahit dan sarkastik, sering kehilangan kesabaran atau mengalami perkelahian fisik.

 
(Iklan. Untuk informasi lebih lanjut, gulir ke bawah.)


 

Kapan bertemu dengan profesional?

Bila anda mengenali beberapa gejala di atas, silakan menghubungi profesional. Terutama bila anda memiliki perasaan bahwa hal itu mempengaruhi kehidupan anda secara negatif.
Jika anda mengenali gejala ini pada orang lain, mungkin sebaiknya anda berbicara dengan orang itu. Jangan mencoba memaksa seseorang masuk terapi, karena terapi tidak efektif jika seseorang tidak termotivasi. 
 

Di Praktek Psikologi Barends kami menawarkan terapi online untuk Gangguan Kepribadian Borderline. Hubungi kami untuk menjadwalkan sesi online pertama yang gratis. (Tergantung pada asuransi kesehatan anda, perawatan mungkin akan diganti).

 
 

Literatur

  • [1] Grant, B. F., et al., 2009. Prevalence, correlates, disability, and comorbidity of DSM-IV borderline personality disorder: results from the wave 2 national epidemiologic survey on alcohol and related conditions. J Clin Psychiatry, 69, 533-545.
  •  
    (Iklan. Untuk informasi lebih lanjut, gulir ke bawah.)