Pilihan pengobatan gangguan gejala somatik

Somatic symptom disorder treatment

Somatic symptom disorder facts


Gangguan Gejala Somatik (SSD) dapat diobati secara efektif dengan cara yang berbeda [2],[3],[4]. Beberapa pilihan pengobatan lebih efektif daripada yang lain, dan beberapa di antaranya masih dalam tahap perkembangan: menjanjikan namun membutuhkan lebih banyak penelitian untuk menarik kesimpulan [4],[9]. Pengobatan gangguan gejala somatik yang efektif tidak hanya penting bagi individu, tetapi juga untuk sistem perawatan kesehatan; orang dengan SSD memiliki dua kali biaya perawatan medis tahunan untuk pasien non somatis [6]. Untungnya, layanan pengobatan gangguan gejala somatik dapat ditawarkan secara online (Skype) dan tatap muka dan sama efektifnya.
Halaman ini membahas pengobatan gangguan gejala somatik yang efektif dan menjanjikan dan menjelaskan fokus masing-masing perlakuan.
Jika anda tertarik dengan Tes gangguan gejala somatik, silakan klik di sini.
 

 
Lompat ke:

  • Apa itu Gangguan Gejala Somatik?
  • Apa yang menyebabkan SSD?
  • Mendiagnosis SSD.
  • Ikuti tes SSD.
  • Bagaimana mengatasi SSD?
  • Tinggal dengan seseorang yang memiliki SSD.
  • Fakta yang menarik tentang SSD.
  • Konseling online untuk SSD.
  • Bawa saya ke beranda.
  •  
     

    Pada Klinik Psikologi Barends kami menawarkan terapi (online) untuk Gangguan Gejala Somatik. Hubungi kami untuk menjadwalkan sesi online pertama yang gratis. (Tergantung pada asuransi kesehatan anda, pengobatan mungkin akan diganti).

     
     

    Pengobatan gangguan gejala somatik – Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

    Pengobatan yang paling efektif untuk gangguan gejala somatik (SSD) adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT)/Terapi Perilaku Kognifif. [2],[3], juga pada orang dewasa yang lebih tua (berusia 60 tahun atau lebih) [10]. Orang dengan SSD yang diobati dengan CBT melaporkan perbaikan dalam gejala somatik dan fungsi diri secara signifikan lebih banyak dibandingkan dengan perawatan medis standar [8]. Jumlah rata-rata sesi yang dibutuhkan untuk mengobati SSD dengan CBT adalah 10 [2],[8]; Jumlah ini tergantung pada tingkat keparahan gejala somatik dan komorbiditas dengan gangguan mental lainnya.

    CBT berfokus pada pengurangan stres, pengurangan preokupasi dengan gejala somatik, belajar mengatasi gejala fisik, dan depresi dan masalah psikologis lainnya. Selain itu, CBT bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup.
    Ada tanda-tanda bahwa jenis terapi CBT, mindfulness based therapy (MBT)/Terapi berdasarkan Kesadaran, mungkin lebih efektif dalam menangani beberapa aspek SSD, namun diperlukan lebih banyak penelitian. Selain itu, CBT tradisional lebih efektif daripada MBT [9]. MBT berfokus pada penerimaan yang tidak menghakimi atas penderitaan fisik atau tekanan psikologis, yang mengurangi kecenderungan untuk merenungkan pengalaman ini.
     
     

    Pengobatan gangguan gejala somatik – Psikoterapi Interpersonal Psikodinamika

    Ganguan somatic yang sulit diobati dan gejala somatik yang tidak dapat dijelaskan secara medis dapat diobati secara efektif dengan Psikoterapi Interpersonal Psikodinamika (PIT). PIT meningkatkan kualitas fisik pasien dan mengurangi gejala somatisasi [11],[12]. Selain itu, fungsi pekerjaan sosial meningkat pada kebanyakan pasien [12]. Sayangnya, depresi dan kecemasan kesehatan tidak membaik secara signifikan pada pasien ini [11].

    Fokus PIT adalah pengurangan ruminasi (berpikir berulang –ulang) tentang gejala, pengurangan gejala melalui latihan relaksasi tubuh, hubungan terapeutik, dan menemukan hubungan antara pengalaman masa kanak-kanak dini dan gejala fisik.
    Meskipun PIT efektif dalam kaitannya dengan gejala Gangguan Gejala Somatik tertentu, hal ini tidak seefektif CBT dalam mengobati Gangguan Gejala Somatik dan memerlukan waktu 2 sesi lebih banyak, 12 kali tepatnya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperbaiki penggunaan PIT untuk SSD.
     
     

    Pengobatan Gangguan Gejala Somatik – Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR)/Desensitisasi Gerakan Mata dan Pemrosesan Ulang

    Sekitar 50% orang dengan Gangguan gejala somatik (SSD) telah mengalami trauma oleh pengasuh utamanya [14]. Desensitisasi Gerakan Mata dan Pemrposesan Ulang (EMDR) efektif dalam mengobati pengalaman (masa kecil) yang traumatis, yang menunjukkan bahwa kemungkinan penanganan gangguan somatik mungkin adalah EMDR. Dalam sebuah penelitian, para periset menemukan bahwa EMDR memang efektif dalam mengurangi nyeri kronis (terutama saat seseorang dengan SSD mengalami sesuatu yang traumatis di masa kecil mereka) [4], dan dalam penelitian lain, EMDR efektif dalam mengobati nyeri phantom limb dan konsekuensi psikologis dari amputasi [5].
    Menurut penelitian [13] EMDR secara signifikan lebih efektif daripada antidepresan dalam pengobatan SSD. Tidak hanya melaporkan pasien pengurangan somatisasi, namun juga pengurangan gejala psikologis lain yang signifikan dilaporkan, seperti gejala sakit kronis dan depresi [13].

    Menurut model Adaptive Information Process (AIP)/Proses Informasi Adaptif, reaksi rasa sakit dapat distimulasi oleh ingatan yang tersimpan secara fisiologis dengan sensasi serupa, yang berisi pikiran, gambar dan sensasi fisik [13]. Bila ingatan semacam itu tidak diproses dengan benar, ini bisa menyebabkan seseorang mengalami gejala somatik dan sakit kronis. EMDR berfokus pada menetralisir ingatan fisiologis yang tersimpan yang menyebabkan pengurangan yang signifikan dari semua gejala SSD. Bergantung pada jumlah kenangan yang belum diproses, perawatan EMDR rata-rata bisa memakan waktu antara 2 dan 8 sesi.
     
    (Iklan, gulir ke bawah untuk informasi lebih lanjut tentang perawatan SSD)


     

    Pengobatan gangguan gejala somatik – surat konsultasi

    Ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa surat konsultasi psikiatri kepada dokter umum tentang strategi untuk mengelola pasien somatizing memperbaiki fungsi fisik dan mengurangi biaya, namun efek pada gejala somatik tidak dilaporkan. [2],[3]. Ini mungkin efektif untuk orang dengan SSD ringan, tapi tidak bagi mereka dengan gejala Gangguan Gejala Somatik yang lebih parah.
     
     

    Pengobatan gangguan gejala somatik – Pengobatan

    3 studi melaporkan ukuran efek samping obat yang kecil sampai sedang dalam pengobatan SSD; dua percobaan St. John dengan wort (bir yang tidak difermentasi) dan satu opipramol untuk gangguan spektrum SD [2]. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk bisa mengatakan sesuatu tentang penggunaan obat-obatan dalam pengobatan SSD.
     
     

    Literatur:

    • [1] Jacobi, F., Wittchen, H. U., Hölting, C., Höfler, M., Pfister, H., Müller, N., & Lieb, R. (2004). Prevalence, co-morbidity and correlates of mental disorders in the general population: results from the German Health Interview and Examination Survey (GHS). Psychological medicine, 34, 597-611.
    • [2] Kroenke, K. (2007). Efficacy of treatment for somatoform disorders: a review of randomized controlled trials. Psychosomatic medicine, 69, 881-888.
    • [3] Sumathipala, A. (2007). What is the evidence for the efficacy of treatments for somatoform disorders? A critical review of previous intervention studies. Psychosomatic medicine, 69, 889-900.
    • [4] van Rood, Y. R., & de Roos, C. (2009). EMDR in the treatment of medically unexplained symptoms: A systematic review. Journal of EMDR Practice and Research, 3, 248-263.
    • [5] Schneider, J., Hofmann, A., Rost, C., & Shapiro, F. (2007). EMDR in the treatment of chronic phantom limb pain. Pain Medicine, 9, 76-82.
    • [6] Barsky, A. J., Orav, E. J., & Bates, D. W. (2005). Somatization increases medical utilization and costs independent of psychiatric and medical comorbidity. Archives of general psychiatry, 62, 903-910.
    • [7] Ali, A., Deuri, S. P., Deuri, S. K., Jahan, M., Singh, A. R., & Verma, A. N. (2010). Perceived social support and life satisfaction in persons with somatization disorder. Industrial psychiatry journal, 19, 115.
    • [8] Allen, L. A., Woolfolk, R. L., Escobar, J. I., Gara, M. A., & Hamer, R. M. (2006). Cognitive-behavioral therapy for somatization disorder: a randomized controlled trial. Archives of Internal Medicine, 166, 1512-1518.
    • [9] Lakhan, S. E., & Schofield, K. L. (2013). Mindfulness-based therapies in the treatment of somatization disorders: a systematic review and meta-analysis. PloS one, 8, e71834.
    • [10] Verdurmen, M. J., Videler, A. C., Kamperman, A. M., Khasho, D., & van der Feltz-Cornelis, C. M. (2017). cognitive behavioral therapy for somatic symptom disorders in later life: a prospective comparative explorative pilot study in two clinical populations. Neuropsychiatric disease and treatment, 13, 2331.
    • [11] Sattel, H., Lahmann, C., Gündel, H., Guthrie, E., Kruse, J., Noll-Hussong, M., … & Schneider, G. (2012). Brief psychodynamic interpersonal psychotherapy for patients with multisomatoform disorder: randomised controlled trial. The British Journal of Psychiatry, 200, 60-67.
    • [12] De Greck, M., Scheidt, L., Bölter, A. F., Frommer, J., Ulrich, C., Stockum, E., … & Northoff, G. (2011). Multimodal psychodynamic psychotherapy induces normalization of reward related activity in somatoform disorder. The World Journal of Biological Psychiatry, 12, 296-308.
    • [13] Demirci, O. O., Sağaltıcı, E., Yıldırım, A., & Boysan, M. (2017). Comparison of Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) and Duloxetine Treatment Outcomes in Women Patients with Somatic Symptom Disorder. Sleep and Hypnosis, 19, 70-77.
    • [14] Annemiek van, D., Julian D, F., Onno van der, H., Maarten JM, V. S., Peter GM, V. D. H., & Martina, B. (2011). Childhood traumatization by primary caretaker and affect dysregulation in patients with borderline personality disorder and somatoform disorder. European Journal of Psychotraumatology, 2, 5628.